Sharing. Berbagi.
Wajarnya dalam sebuah hubungan pasti ada sharing. Saling berbagi antara keduanya. Kalau tidak, ntahlah apakah hubungan itu masih bisa bertahan atau tidak. Kalau merunut teori 'seharusnya', seharusnya keduanya bisa saling menjadi tempat berbagi. Tempat pencurahan minimal. Dan kalu bisa ya memberikan solusi.
Tapi tidak semua orang bisa jadi pendengar yang baik memang. Apalagi pemberi solusi. "Terserah kamu baiknya gimana", biasanya yang pasti terlontar jika dia bukan tipikal orang yang bisa 'dirusuh' dengan segala macam curhatan tetek bengek. Dan bahkan mungkin bagi dia itu bukanlah hal yang penting. Atau bahkan mungkin itu semua sebenarnya mengganggunya.
Jika kita adalah tipe orang yang suka membagi unek-unek dengan orang tersayang tetapi yang bersangkutan adalah sebaliknya, bagaimana? Apakah itu yang namanya saling melengkapi? Haha.. Entahlah. Mungkin memang seharusnya jangan terlalu sering berbagi. Tapi kalau tidak begitu, hubungan ini mau diisi apa? Bukankah harusnya salng membuka diri supaya pasangan bisa memahami kita sehingga tahu bagaimana memperlakukan kita?
Yahh.. Namanya juga manusia. Banyak tuntutan ke sesama manusia tetapi karuan dianya mau dituntut. Lalu bagaimana jika dianya memang tidak dituntut? Haha.. Lucu. Rumit.
Yang jelas semalas-malasnya kita mendengar unek-unek sebisa mungkin jangan berikan tanggapan "terserah", karena itu sama saja membuatnya kecewa. Paling tidak berikan pendapat rasional sehingga dia merasa dia didengarkan dan dipahami :)
Buat kamu, aku tau kamu bukan orang yang suka apalagi peduli mencampuri urusan orang lain. Kamu juga bukan orang yang suka berbagi masalah. Lebih memilih memendamnya dan meluapkan emosi ke siapapun, termasuk aku mungkin, yang nggak tau apa-apa ikut kena sembur. Tapi tolong jangan berikan tanggapan "terserah" jika aku minta pendapat. Kamu nggak pengen aku curhat ke orang lain juga kan? Paling nggak berikan alasan dibelakan kata "terserah"mu itu :')
Semarang, 5 Seot 2013
Nazha Neiko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar