Kamis, 04 Oktober 2012


FF Iseng-iseng Seneng

Nice Surprise


Kupandangi sosok di kerumunan itu, yang tengah sibuk dihujani ucapan selamat dan pujian. Senyum khasnya ia tebarkan ke segala penjuru. Lengannya pun tak henti-hentinya menerima rangkulan selamat.

"Heh! Ngelamun aja. Nggak ikutan ngasih selamat?" Icha menyenggolku pelan. Membuatku terbangun dari monolog imajinasi yang kubuat.

"Ah, eh.. Males," jawabku kemudian.

"Males? Ada masalah kalian?" Icha menyelidik.

"Nggak. Nggak ada, cuma.." kalimatku tergantung saat ponsel di tanganku bergetar.

Setelah memberi tanda pada Icha agar menunggu, kutekan tombol dial. Hanya deheman yang kukeluarkan saat panggilan terhubung.

"Kamu dimana?" tanya si penelepon.
"Kenapa?" jawabku agak malas.
"Masih di GOR, kan?"
"Hm. Kenapa emangnya?"
"Tunggu aku di kafe seberang jalan."
"Mau ngap.."
"Tunggu di meja nomer 9. 5 menit lagi aku kesana. Bye," katanya cepat memotong responku. Kemudian telepon terputus.

Apa-apaan seenaknya saja memerintah orang! Kebiasaan, huh! Batinku sebal.

"Ada apa?" Icha kembali membuyarkan pikiranku.

"Ah, ini, Indra ngajak ketemu di kafe seberang GOR."

"Oh. Ya udah samperin gih! Ntar dia ngamuk lagi, hehe.."

"Males ah! Eh, bawa laptop kan? Aku mau minta film," kataku mengalihkan.

Walaupun keningnya berkerut heran, Icha tak bertanya lagi. Lalu mengeluarkan benda persegi yang selalu dibawanya. Tak berselang lama kami tenggelam dalam diskusi mengenai film.

~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~*~

Kulirik jam tanganku. Sudah 30 menit berlalu dari waktu janjianku dengan orang yang tadi menelepon. Hei, janjian? Aku kan tidak mengatakan iya? Jadi itu bukan janjian. Hanya sekedar perintahnya.

Aku yang seharusnya sudah dalam perjalanan pulang bersama Icha, entah kenapa kini malah celingukan di dalam kafe unik seberang GOR. Kakiku melangkah seolah ada sesuatu yang menariknya. Langkahku terhenti saat seorang pelayan menegurku.

"Maaf, Mbak Naya?" tanyanya memastikan.
"Eh, iya. Ada apa ya?" tanyaku heran.
"Ada pesan untuk Mbak, mari ikut saya," kata pelayan itu seraya berlalu.

Aku mengikutinya menyusuri meja-meja yang disusun begitu apik. Kakiku berhenti di meja yang ditunjukkan pelayan wanita di depanku.

"Tadi ada mas-mas yang duduk disini. Mungkin karena kelamaan lalu dia nitipin ini. Katanya kalau Mbak kemari, Mbak disuruh mengambilnya sendiri di meja ini," jelas pelayan itu.

Mataku terpaku menatap tas belanja berlogo nama sebuah toko pakaian. Ada sepucuk surat diatasnya. Sambil bertanya-tanya dalam hati, kubaca surat itu.

"Dear Naya,
Kamu marah ya? Maaf, aku nggak bermaksud bikin kamu marah. Maaf aku terlampau sibuk dengan pertandingan final ini. Dan well, akhirnya usahaku tidak sia-sia. Akan kutebus semua hari yang selalu membuat kamu uring-uringan. Kujemput jam 7 nanti malam. Dandan yang cantik ya..

Your Love,
Indra.

PS: Ini baju dipakai ya nanti malam. Awas saja kalau nggak! Hehe.. Semoga pas ^.-
PS Lagi: Selamat 9 bulan yah! Maklum aku agak pikun :*"

Mulutku ternganga, tapi sejurus kemudian terbentuk senyum. Senyum merasa betapa konyolnya diriku! Konyol sekali aku marah hanya karena dia sibuk berlatih demi turnamen. Dan lebih parah aku sampai lupa hari ini tepat kami 9 bulan menjalin hubungan. Bodoh!

Setelah mengucapkan terima kasih pada pelayan yang masih berdiri di sampingku, aku melangkah keluar dengan riang menenteng hadiah dari Indra, pacarku.


Yogya, Januari 2012

Nazha Neiko

sebuah cerita absurd dan aneh. ntah kenapa dan bagaimana aku bisa punya ide dan menulis seperti ini XD

Cintaku Berawal dan Berakhir di Jogya-Purworejo

                Kurenggangkan tubuh indahku *fitnah!* sampai bergemeletak layaknya ranting yang dipatahkan oleh seorang gigolo. Astaghfirullah salah, algojo maksudku! *digampar tante girang XD*. Setelah semua sendi berirama, "klek klek awawaw" *yang terakhir adalah suaraku kala menikmati sakitnya peregangan asal itu* aku keluar dari sarang terindah bagiku dan para tikus juga kecoak sahabatku. Dengan masih berdecak agar kerumunan sesuatu yang disebut iler tidak menambah daerah ekstratori mereka di sekitar bibir seksiku, kuseret kaki jenjang ala tukang becakku ke kamar mandi. Kubasuh wajah yang entah kenapa terasa begitu cantik di pagi hari *hoax!* dengan air bekas kobokan entah siapa di kamar mandi. Dan dengan segenap kesadaran yang belum 100% pulih, kupaksa mata indah bola kastiku membuka.

                Di cermin terpampang sesosok yang mirip dengan manusia. Matanya tampak sayu *nggak enak banget kata-katanya!*. Terlihat disana sisa-sisa air membasahi pipi chubby layaknya penderita anoreksia akut. Juga hidung yang masih kalah mancung dengan artis Rina Nose *yang di Sketsa Tawa global tipi, kalo nggak di The Biggest Show di MNC tipi, tau kan? Nggak tau? Nih gue kasih tipi LCD Samsyong*. Bibir setipis daging duren montong tampak menyunggingkan senyum yang menurut sosok itu manis, tapi bagi manusia normal terkesan miris dan mistis.